Yahudi bisa menjadi etnis minoritas di Israel jika orang Palestina diberikan hak suara dalam solusi negara tunggal. Israel, negara berpenduduk 7,7 juta orang, secara tradisional merupakan negara mayoritas Yahudi dengan komposisi etnis kira-kira 75 persen Yahudi dan 20 persen Palestina.
Namun, jika wilayah yang disengketakan di Gaza dan Tepi Barat bergabung menjadi sebuah negera dengan Israel, populasinya akan menjadi lebih dari orang 11 juta orang. Keseimbangan populasi etnisnya pun jadi lebih tipis menjadi sekitar 50 persen Yahudi dan 46 persen Palestina.
Dengan tingkat kelahiran warga Palestina yang jauh melampaui tetangganya (Israel), para ahli mengatakan, mayoritas Yahudi dalam solusi satu negara itu akan dengan cepat terlewati warga Palestina. "Kami punya dua alternatif," kata Profesor Arnon Soffer dari Universitas Haifi kepada CNN, Selasa (1/11/2011).
"Untuk menjaga mayoritas, pemeritahan harus mayoritas Yahudi, itu berarti apartheid. Atau pemilu bebas, yang berarti mayoritas Palestina (akan berkuasa) dan (itu berarti) akhir dari sebuah negara Yahudi."
Masalah itu telah dijuluki sebagai "bom waktu demografi" oleh para pengamat Israel. Kebijakan-kebijakan pemerintah, termasuk imigrasi Yahudi dan pertumbuhan alamiah, sejauh ini mempertahankan mayoritas mereka.
Sementara itu, seorang pejabat Mesir mengatakan, Selasa, Israel setuju untuk membatalkan perluasan operasi militernya di Jalur Gaza. Hal itu dilakukan demi memberi waktu bagi Mesir untuk membujuk faksi-faksi militan Palestina agar menghentikan serangan roket ke Israel selatan.
Jet-jet tempur Israel telah menyasar para penembak roket di Gaza dalam beberapa hari terakhir. Pejabat Mesir mengatakan, Israel juga telah merencanakan operasi yang lebih luas. Pejabat itu mengatakan, Mesir meminta waktu 24 jam untuk mencoba membawa semua faksi ke gencatan senjata informal dan Israel setuju untuk memberikan Kairo waktu sampai sekitar Selasa tengah malam. Pejabat tersebut tidak mau disebutkan namanya karena ia tidak berwenang untuk membahas mediasi Mesir itu. Sementara Kementerian Pertahanan Israel tidak segera memberikan komentar terkait hal itu.
Namun, hari Senin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan dari podium parlemen Israel bahwa Israel akan melakukan operasi keras dan tegas terhadap mereka yang akan mengancam keamanan negara itu. "Sebuah filosofi keamanan tidak bisa mengandalkan pertahanan semata," kata Netanyahu. "Hal itu juga harus mencakup kemampuan ofensif."
Setidaknya 10 militan dan seorang warga sipil Israel tewas dalam beberapa hari terakhir dalam kekerasan terburuk di daerah itu dalam beberapa bulan ini.
(http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=1&jd=Yahudi+di+Israel+menjadi+Minoritas&dn=20111102120533)
Update Blog Paling Seru di Malam Hari!
Diberdayakan oleh Blogger.